Ketua Departemen Kajian Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Indra Jaya Piliang berharap informasi yang terkandung dalam pesan singkat (SMS) dikirim orang mengaku sebagai M Nazaruddin dicari kebenarannya. Jangan sampai, SMS ini membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlihat reaktif.
"Kita di sini memerlukan suatu kedewasaan sikap," kata Indra kepada VIVAnews usai diperiksa polisi, Selasa 31 Mei 2011 sore. "Makanya saya bilang Presiden terlalu reaktif terhadap masalah ini karena Presiden juga memakai SMS untuk memengaruhi warga dan menerima laporan lewat SMS."
Indra tak bisa membayangkan, apa yang terjadi jika nanti ada pengaduan warga menyangkut hal yang sangat rahasia, namun yang diperiksa malah yang kirim SMS. "Jadi harus dilihat implikasi sejauh itu," kata Indra.
Indra menyatakan, SMS seperti ini wajar saja muncul di era demokrasi. Bahkan tanpa ada kasus pun, SMS berisi fitnah semacam ini bisa saja muncul. "Artinya yang perlu dibuktikan adalah kebenaran dari isu (dalam) SMS itu, misal kalau kita dituduh korupsi dan lain-lain," katanya.
Indra sebelumnya diperiksa dan disalin data ponselnya oleh penyidik Polisi setelah mengaku mendapat SMS dari +6584393907 pada Sabtu lalu. Isi SMS ini menyebut nama Presiden SBY, Staf Khusus Presiden Daniel Sparringga, Anas Urbaningrum, dan Andi Mallarangeng ini. Indra langsung menyinggungnya selintas soal SMS ini di akun Twitternya tanpa membeberkan langsung isinya.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar